Tuntunan haji dan umroh menjadi hal utama yang harus dipahami oleh setiap calon jamaah. Karena dituntut untuk memahami serangkaian tuntunan itulah, setiap travel umroh Jakarta Timur menyelenggarakan manasik haji dan umroh yang digunakan untuk pembekalan.
Bagi jamaah yang baru pertama kali melaksanakan ibadah umroh dan haji, memahami setiap tuntunan secara detail memang tidaklah mudah. Meski begitu, ada banyak hal yang harus dipahami oleh jamaah supaya tidak keliru dalam pelaksanaan ibadah umroh dan haji nantinya.
Miqat-miqat untuk Haji
Mempelajari tuntunan dalam ibadah haji dan umroh juga mengenal pada detail lainnya. Seperti urusan miqat misalnya.
Saat mengerjakan ibadah haji, terdapat dua miqot yang harus dipahami. Yaitu miqat zamani dan miqot makani.
Berbeda dari ibadah umroh yang tidak ada miqot zamani, dalam ibadah haji miqot zamani adalah sejak masuk bulan haji. Dimulai dari tanggal 1 Syawal hingga tanggal 9 Dzulhijjah.
Rentang waktu in tidak digunakan untuk melakukan ibadah haji. Melainkan memulai berniat ihrom haji. Sedangkan miqat makani untuk penduduk Makkah dan di luar Makkah mempunyai perbedaan. Bagi penduduk Makkah, miqot makani adalah pintu rumah mereka. Sementara penduduk di luar Makkah, miqot makani mereka adalah sebagai berikut:
- Jamaah yang datang dari arah Madinah, miqotnya adalah Dzul Hulaifah
- Jamaah dari arah Sirya, Afrika, dan Mesir, miqot makani-nya adalah Juhfah
- Jamaah dari arah Yaman, miqotnya adalah Yulamlam dan Qornul Manazil
- Bagi jamaah dari arah timur kota Makkah, miqot makani-nya adalah Dzatu ‘Iroq
Sholat di Maqom Ibrahim saat Umroh
Perlu dipahami oleh setiap calon jamaah, tuntunan haji dan umroh terkait sholat 2 rakaat di depan maqom Ibrahim saat mengerjakan ibadah umroh, bukanlah dilakukan di kuburan atau tempat yang terkait dengan kuburan. Melainkan tempat di mana nabi Ibrahim berdiri dalam rangka membangun Ka’bah.
Saat mengerjakan sholat, di rakaat pertama dianjurkan membaca surat Al Fatihah yang dilanjutkan dengan surat Al Kafirun. Di rakaat kedua, setelah membaca Al Fatihah dilanjut membaca surat Al Ikhlas.
Perbedaan Rukun dan Wajib Haji
Selain unsur yang terdapat di dalamnya, perlu di pahami bahwa rukun dan wajib haji mempunyai perbedaan. Rukun haji merupakan perbuatan yang wajib dilakukan oleh setiap jamaah haji dan tidak bisa digantikan dengan membayar dam. Oleh karena itu, rukun haji yang ditinggalkan, meski hanya satu, berakibat pada tidak sah-nya haji seseorang.
Berbeda dengan wajib haji. Wajib haji harus dikerjakan oleh jamaah saat ibadah haji. Namun, jika wajib haji dilanggar, haji seseorang tidak sah kecuali dengan membayar denda atau dam yaitu menyembelih binatang.
Selain tata cara pelaksanaan dan bacaan, itulah tuntunan haji dan umroh yang harus dipahami oleh setiap umat Islam.